RI Gugup Hadapi Pasar Tunggal ASEAN

Pemerintah mengaku gugup menghadapi pasar tunggal ASEAN atau ASEAN Economic Community (AEC) pada 2015. Menteri Perindustrian MS Hidayat mengatakan, memasuki era itu, nantinya semua kebijakan dan aturan perdagangan akan berlaku sama di ASEAN. “Agak gugup. apa kita bisa siap?” ujar Hidayat,

Saat membuka workshop pendalaman kebijakan industri, ia mengatakan, Indonesia hanya memiliki waktu dua tahun untuk mempersiapkan segalanya. Ia menjelaskan, ada sembilan komoditas yang diprioritaskan untuk memasuki AEC. Komoditas tersebut, antara lain. produk berbasis agro, seperi CPO,

kakao, dan karet. Selain itu, produk ikan dan pengolahannya, tekstil dan produknya, alas kaki, kulit dan barangnya, furnitur, makanan dan minuman, pupuk dan petrokhnia, mesin, logam dasar, besi, serta baja.
Ia menyebutkan, setidaknya ada tujuh cabang industri yang masih perlu ditingkatkan daya saingnya menjelang ABC.

Cabang industri tersebut, antara lain, otomotif, elektronik, semen, pakalan jadi, alas kaki, makanan, minuman, serta furnitur.

Hidayat mengatakan, daya saing ini perlu ditingkatkan. Pasalnya, umumnya negara ASEAN lain memiliki sumber pendanaan yang relatif murah. Di sisi lain, kata Hidayat, Indonesia terus mengupayakan untuk melindungi industri dalam negeri dengun menerapkan pengamanan perdagangan.

Pengamanan itu dilakukan dengan cara mencegah barang-barang yang tidak sesuat standar masuk ke Indonesia. Hanya barang-barang yang memenuhi ketentuan standar mutu yang boleh masuk
Pengamanan itu dilakukan secara paralel dengan mempercepat proses pembuatan Standar Nasional Indonesia (SNI). Thhun ink ditargetkan ada 400 SNI yang dibuat. Produk-produk yang tidak memenuhi ketentuan SNI akan diberikan sanksi.

Produk industri kecil menengah (1KM) Indonesia sudah diakui di dmiia internasional. Direktur 1KM Wilayah II Kementenian Perindustnian Gita Wibawaningsih mengatakan, beberapa desain produk jilbab Indonesia terriyata banyak dijumpai di kota mode Paris

No comments :

Post a Comment